Sabtu, 02 Juni 2012

Belajar photo

Sebenernya dari dulu pengen nulis – nulis sesuai dengan hoby atau suasana hati.. cuman ampe sekarang belom terealisasikan.. :( entah gwnya yang emang males apa belom sempet aja.. tapi ya sudah lah.. kebetulan sekarang dikasih kesempatan untuk menulis apa aja.. asal gak berhubungan dengan SARA… hehehe… bingung juga sih apa yang mau ditulis, kalo terlalu ilmiah ketawan banget copasnya, yang selengean gak etis malu ama umur.. hihihi..! Hmm.. kebetulan lagi coba hobby baru dan emang pengen banget ngedalemin.. Photography. Sebetulnya udah lumayan lama juga kenal beginian cuman dulu perasaan masih jauh untuk bisa dapetinnya.
Photography kalo diliat sekarang kesannya udah jadi bagian dari lifestyle tapi gw gak mau beranggapan demikian karena bisa menjatuhkan sendiri citra photography. Tapi terlepas dari situ makin banyak komunitas photography yang bermunculan, efeknya sekarang setiap ada event atau acara yang menarik bejibun dah tuh yang bawa DSLR atau SLR. Paling asik kalo udah bahas hasil, kacau semua (bicarain hasil dari newbie yah.. :) ) atau gw doank :-(   ?? ) yah mungkin dari 100 sekitar 10-20 photo lah yang lumayan.. itu juga katagorinya lumayan lho.. heheh..
oke deh gw coba sedikit share (jadi bukan jelasin lho) yang gw tau dan ini amat basic.. so di sini kita coba sama-sama belajar…
Ada tiga unsur teknis untuk membuat photo dan ini merupakan element yang paling penting, yaitu
1. Aperture
2. Shutter Speed
3. ISO Speed

Aperture
Aperture (bukaan) menentukan jumlah cahaya yang sampai ke sensor digital/film pada SLR.  Satuan kecil menunjukkan aperture yang besar.
Selain dari kuantitas cahaya yang diperbolehkan untuk sampai ke sensor, aperture juga menentukan DOF (Depth of Field).
biasanya kita lihat di lensa yang menjelaskan aperture  F 22 | 16 | 11 | 8 | 5.6 | 4 | 2.4
Pada F-22, lensa memungkinkan cahaya yang masuk dalam jumlah yang sangat kecil. Pada F- 2.4, lensa memungkinkan cahaya yang masuk dalam jumlah maksimum.
Setiap angka menunjukkan peningkatan ganda (atau penurunan) kuantitas cahaya yang disesuaikan melalui lensa.
Sebagai contoh: di aperture 5,6  memungkinkan 2 kali lebih banyak dari pada aperture 8, dan 2 kali lebih sedikit dari pada bukaan 4
Pada “Point of Shoot” kamera digital kita tidak melihat nilai f di sisi lensa, proses pembukaan dan penutupan kecepatan rana yang dikontrol secara elektronik dan juga peningkatan aperture seperti: 5,9 atau 8,2
Shutter Speed

rana adalah alat yang mengontrol waktu bukaan foto. Waktu bukaan biasanya dimulai pada 1 / 2000 sec. dan naik menuju ke 30 detik.
Pada 1 / 250 sec. waktu bukaan, shutter akan membiarkan dalam 2 kali lebih cepat dari pada 1 / 500 sec. dan 2 kali lebih lambat dari pada 1 / 125 sec.
Waktu bukaan menentukan bagaimana foto akan terlihat, jika akan “Blur” atau freeze. Sebagai contoh: misal ingin mengambil gambar dari kincir angin mainan di atas. kita memiliki tiga pilihan, menggunakan eksposur pendek, sedang, atau panjang. Sebuah eksposur singkat (dari 1 / 2000 sec.) Akan “freeze” memberhentikan putaran kincir. Sebuah waktu eksposur sedang (dari 1/8 detik.) Akan menciptakan efek khusus yaitu agak membaur kicir. sedangkan eksposur yang jauh (2 detik) akan membuat kicir seolah berputar.
ISO Speed

kecepatan ISO adalah unsur ketiga yang “membuat” foto. Biasanya diketahui dengan nomor seperti ini:
50 | 100 | 200 | 400 | 800 | 1600 | 3200 Angka ini memberitahu bagaimana “cepat” melakukan sensor digital bereaksi terhadap cahaya dikirim melalui bukaan rana.
ISO rendah berarti dibutuhkan waktu yang relatif lama untuk mengambil foto, ISO besar, waktu yang dibutuhkan sangat singkat.
Tapi perlu menindaki secara tepat dalam menggunakan setting ISO. Pada kamera digital rata-rata, ISO 50-400. Kecepatan ISO 50 biasanya digunakan pada hari yang cerah, sedangkan 200 dan ISO 400 digunakan dalam kondisi kurang cahaya (seperti interior atau di malam hari)
Ada juga masalah yang ditimbulkan pada kualitas gambar karena kecepatan ISO. Pada nomor besar, 400, 800, gambar akan mengandung “noise”, jadi gunakan ISO sesuai dengan kebutuhan.
Berikut ini adalah tabel yang selanjutnya akan menjelaskan bagaimana aperture, kecepatan rana dan kecepatan ISO digunakan secara bersamaan untuk “membuat” gambar. Gw coba ngasih contoh teoritis tentang bagaimana ini bekerja sama tiga indikator: (ini juga dapet dari berbagai sumber.. :D )
ISO speed Aperture Shutter speed
100 16 1/60
100 11 1/125
100 8 1/250
100 5.6 1/500
100 4 1/1000
ini sebagai perbandingan dengan ISO speed yang berbeda
ISO speed Aperture Shutter speed
50 16 1/125
50 11 1/250
50 8 1/500
50 5.6 1/1000
50 4 1/1250
Yah.. kurang lebih seperti ini. Ntar kalo ada kesempatan lain di coba bahas lebih lanjut deh.. hehehe..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar