Sabtu, 02 Juni 2012

Cara Memegang Kamera

Pada prinsipnya, kamera dirancang untuk dijepretkan dengan telunjuk tangan kanan, bukan dengan jari lain atau bahkan dengan tangan kiri. Pemotret kidal mungkin akan merasa tidak nyaman, tetapi tetap harus dibiasakan. Saat ini, memang terdapat kamera yang diproduksi bagi fotografer kidal, tetapi jumlahnya sangat terbatas dan harganya mahal.
Kamera yang didesain (bukan untuk yang kidal) memberikan keleluasaan bagi penggunanya untuk menjepretkan rana dengan jari telunjuk tangan kanan, sedangkan tangan kiri bertugas untuk memfokus dan menahan berat kamera sehingga pegangan menjadi kokoh.
Pada kamera yang dilengkapi dengan fasilitas autofokus, tangan kiri dipakai untuk menambah kestabilan dalam memegang kamera. Namun, jika pada kamera sedang terpasang lensa tele maka peran tangan kiri dalam menyangga berat kamera memang tidak bisa dihindari.
Untuk kamera saku yang ringan dan berfasilitas autofokus, pemotretan bisa dilakukan dengan satu tangan saja. Kamera saku yang beredar umumnya dirancang untuk bisa dioperasikan dengan satu tangan.
Cara memegang kamera tergantung kebiasaan masing-masing fotografer. Namun, cara yang baik akan membantu banyak untuk menghasilkan gambar yang diharapkan.
Cara ini merupakan posisi memegang kamera yang baik dan kukuh. Tangan kanan dengan jari telunjuknya selalu siap menjepretkan pelepas rana, sementara tangan kiri menyangga berat kamera de­ngan jari-jari selalu siap merubah titik fokus. Fotografer membidik dengan mata kanan sehingga mata kiri otomatis tertutup badan kamera.
Cara memegang kamera di atas ini adalah variasi dari posisi yang pertama, tetapi dengan posisi kamera vertikal.

Jika kamera dilengkapi lensa tele maka posisi tangan kiri menyangga lensa untuk membuat keseimbangan yang baik di samping tetap lincah saat memfokus dan selalu siap menjepretkan pelepas rana.
Cara menekan tombol pelepas rana dengan ibu jari membuat pegangan pada kamera kurang pas dan dapat mengurangi kelincahan fotografer saat memotret.
Bagi fotografer yang mengatur fokus dengan tangan kanan, la . harus bekerja dua kali setiap memotret, yaitu memfokus terlebih dahulu, lalu tangan kanan mundur untuk menjepretkan pelepas rana.
Jika Anda membidik dengan mata kanan (belum terbiasa memotret dengan kedua mata terbuka), mata kiri harus dipicingkan. Pada beberapa keadaan, memicingkan mata tidaklah mudah, juga membuat Anda agak terlambat dalam memotret adegan cepat.

Pertanyaan yang sering diajukan pemula saat membidik dengan kamera adalah apakah memang diperlukan menutup satu mata saat memotret. Untuk menjawab pertanyaan ini, masalah kebiasaan kembali menjadi jawabannya.Namun, sebaiknya biasakan membidik sambil membuka kedua mata. Satu mata melihat dari jendela bidik sementara mata lain menyaksikan adegan di luar kamera untuk berjaga-jaga jangan sampai kehilangan kejadian lain yang saat itu tidak terbidik.

Pada pemotretan yang tidak membutuhkan kewaspadaan ekstra, konsentrasi mata pada satu titik memang penting. Namun, hal ini pun tidak dapat dihubungkan dengan memicingkan salah satu mata. Memicingkan satu mata jelas menuntut konsentrasi ekstra dan kondisi ini sering membuat seorang fotografer terlambat memotret kejadian yang berlangsung cepat.
Jika Anda membidik dengan mata kiri, mata kanan mau tidak mau tertutup secara otomatis oleh badan kamera atau oleh tangan kanan. Dengan membidik memakai mata kanan, tanpa memicingkan mata pun Anda sudah mendapat `konsentrasi' dalam membidik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar