Sebagai
pemula dibidang fotografi (yang berminat untuk beralih menjadi
professional), saya mulai melengkapi kebutuhan lensa saya. Oiya saya
adalah pengguna Sony Alpha 300 (DSLR pertama saya). Setelah menggunakan
lensa kit, saya mulai mencoba lensa fixed-zoom, mulai Sony 50mm F1.8,
Sony 30mm F2.8, satu hal yang menarik adalah ketajaman lensa fixed-zoom
sangat superior dibandingkan lensa kit. Namun, untuk melakukan
pemotretan dalam kondisi subjek bergerak agak sulit untuk bermanuver
dengan lensa fixed-zoom, sehingga kadang saya memilih untuk menggunakan
lensa kit dengan mengorbankan kualitas gambar.
Sepertinya
saya butuh lensa zoom dengan kualitas optik yang cukup memuaskan.
Setelah diskusi dengan rekan-rekan fotografer akhirnya saya memutuskan
untuk membeli lensa Tamron 17-50 F2.8 (for Sony tentunya). Nah untuk
melindungi investasi saya tersebut, hal paling mendasar adalah membeli
filter UV untuk mencegah goresan atau kerusakan fisik pada elemen lensa.
Timbul pertanyaan, “Filter UV apa yang saya butuhkan?”. Di pasaran ada
beragam filter UV, dari yang seri Standard, Multi Coat, Scratch
Resistance Coating, Aluminium Frame, Brass Frame, Thin Frame, dari merek
yang tidak jelas sampai yang harganya luar biasa mahal (mencapai 20%
harga lensa itu sendiri). Setelah melihat-lihat range harganya, muncul
pertanyaan selanjutnya “Filter UV itu perlu atau tidak?”.
Saya mulai googling ke website Hoya, Kenko dan B+W
untuk mencari-cari referensi. Mulai dari teknologi yang digunakan,
alasan kenapa menggunakan filter UV, dan resiko jika menggunakan filter
UV yang berkualitas rendah (dan berharga murah).
Apakah Saya Butuh Filter UV?
Pertanyaan
yang sangat mendasar, “apakah saya butuh filter UV?”, perlu dijawab
sebelum menentukan pilihan tipe filter UV. Filter UV pada dasarnya
berfungsi untuk memfilter sinar UV yang tidak kasat mata, konon bisa
menghasilkan gambar kebiruan pada fotografi landscape. Namun pada
kenyataannya, filter UV lebih sering dimanfaatkan sebagai pelindung
elemen lensa dari kerusakan (goresan atau retak) dan mencegah kotoran.
Sebagai pelindung lensa, maka filter UV akan berfungsi sebagai tameng
agar lensa utama tidak mengalami kerusakan, sekaligus memberikan
asuransi perlindungan investasi lensa yang berharga tidak murah.
Namun perlindungan tidak muncul tanpa kekurangan, dengan adanya penambahan elemen di depan lensa akan meningkatkan resiko efek flare dan ghosting
pada gambar yang diperoleh oleh kamera. Saya sendiri pernah mencoba
menggunakan filter UV yang berharga murah, alhasil foto-foto yang saya
hasilkan terlihat berkabut ketika kondisi cahaya cukup terik . Oleh karena itu karakteristik coating (lapisan) yang digunakan oleh filter harus sangat diperhatikan.
Tipe Coating Apa Yang Dibutuhkan?
Tipe coating yang umum ditemukan di antara beragam merek filter UV antara lain:
sumber: HOYA Filter
Bare Glass: Filter
tipe ini hanya terbuat dari gelas optik tunggal tanpa lapisan apapun.
Tipe ini dapat menghasilkan pantulan cahaya 9% atau lebih, sehingga
sangat rawan efek flare dan ghosting. Filter UV dengan harga murah
biasanya merupakan tipe Bare Glass. Filter tipe ini hanya memberikan perlindungan mekanik dengan mengorbankan kualitas foto yang dihasilkan.
sumber: HOYA Filter
Single Coating: Filter tipe ini terbuat dari gelas optik yang dilapisi oleh lapisan anti-reflective tunggal. Tipe ini dapat mengurangi pantulan cahaya sehingga menjadi 4-5% saja.
sumber: HOYA Filter
Multi-Coated: Filter
tipe ini mirip dengan single coating, namun memiliki lapisan
anti-reflective lebih dari satu. Pantulan cahaya dapat diturunkan hingga
1-2% atau kurang. Efek flare dan ghosting sangat minimal pada filter
tipe multi-coated. Merek filter UV yang termasuk tipe ini: Kenko MCUV, HOYA HMC, Kokaii HMC UV.
Scratch Resistance: Filter
tipe ini memiliki kelebihan berupa lapisan anti gores dan anti kotoran
(mencegah debu dan minyak menempel). Jika digabungkan dengan tipe multi-coated,
filter tipe ini merupakan pilihan yang terbaik untuk melindungi lensa,
sayangnya harganya juga tidak murah. Yang termasuk dalam kategori ini:
B+W MRC (Multi-Resistance Coating).
Dari
beberapa tipe coating yang telah disebutkan, kebutuhan saya hanya
melindungi secara mekanik lensa utama (bukan filter itu sendiri) dengan
kualitas gambar semaksimal mungkin. Jadi saya tidak membutuhkan Scratch Resistance coating, cukup dengan filter multi-coated saja.
Perbandingan Harga Beberapa Merek Filter UV
Dari
banyak merek filter yang beredar di pasaran, saya memilih 3 merek yang
mudah ditemukan yaitu HOYA, Kenko, Kokaii. B+W tidak saya bandingkan
karena harganya yang cukup tinggi dan tidak banyak yang menyediakan
(berdasarkan hasil googling). Harga diambil dari masing-masing website
pada tanggal 1 Agustus 2011. Berikut tabel perbandingan harga antar
merek (harga termurah ditandai highlight kuning):
Store
|
Price
| |||
67mm Multi-Coated UV Kenko
|
67mm HMC UV Kokaii
|
67mm Multi-Coated UV HMC Hoya (O)
|
67mm Multi-Coated UV HMC Hoya (C)
| |
Oktagon
|
-
|
-
|
270,000
|
220,000
|
TokoCamZone
|
190,000
|
-
|
320,000
|
250,000
|
RedPixel
|
190,000
|
180,000
|
-
|
220,000
|
Focus Nusantara
|
200,000
|
-
|
320,000
|
250,000
|
JPC Kemang
|
190,000
|
-
|
-
|
-
|
Sumber: Panji Tri Atmojo
Dari
perbandingan tersebut, HOYA HMC (O) menjadi yang termahal dalam segmen
ini, disusul oleh HOYA HMC (C) dengan selisih harga 50 ribu rupiah.
Kenko MCUV hanya berbeda harga 30 ribu dibanding HOYA HMC (C). Konon
kualitas Filter HOYA (sedikit) lebih superior dibanding filter Kenko,
maka pilihan saya jatuhkan pada HOYA HMC (C). Setelah melakukan
penelusuran terhadap arti dari kode (C), ternyata bermakna “compact”
yang berarti filter menggunakan ring dengan ketebalan minim (slim),
dapat terlihat dari kemasan filter tersebut terdapat logo “Slim Frame”.
Berikut foto Filter HOYA HMC UV (C) ukuran 67 mm yang saya gunakan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar