Kamis, 24 Mei 2012

Pencahayaan Dalam Fotografi (Bag. 2)




Salah satu unsur agar mendapat hasil yang optimal dalam seni photo adalah pengaturan cahaya / pencahayaan. Tanpa dukungan pencahayaan optimal, suatu foto tidak dapat menjadi karya yang baik. Oleh karena itu, seluk beluk pencahayaan mutlak harus diketahui dan dikuasi pemotret. Caranya adalah dengan melatih kepekaaan terhadap cahaya yang muncul.

Ada beberapa cahaya dalam pemotretan :
1. Cahaya alami (natural light/available light), yaitu cahaya pemotretan yang berasal dari alam. Misalnya matahari atau benda2 angkasa yang mampu memantulkan cahaya.
Terbagi menjadi dua :

a. cahaya langsung (direct light), yaitu cahaya matahari yang langsung mengenai objek pemotretan tanpa terhambat/terhalang apapun. Sifatnya keras, menghasilkan bayangan yang tajam. Berkas cahayanya kuat, perbedaan bagian yang terkena sinar matahari dengan yang tidak amat kontras/mencolok.

b.Cahaya tidak langsung (indirect light), yaitu cahaya matahari yang mengenai objek setelah melewati awan/kabut yang menutupi langit. Sifatnya halus/lembut dan merata, menghasilkan gradasi atau tone yang halus. Contohnya : "window light" (cahaya dari jendela) yang sangat banyak digemari kebanyakan pemotret karena menghasilkan "cahaya Rembrandt"

2. Cahaya buatan (artificial light), yaitu cahaya dalam pemotretan yang berasal dari cahaya buatan, misalnya lampu kilat. Karena cahaya lampu kilat memiliki keterbatasan, khususnya berkenaan dengan jarak pemotretan, pemotret harus paham betul pengukurannya.

Sebuah film/photo dikatakan mempunyai pencahayaan normal jika semua warna yang muncul sesuai dengan yang diharapkan. Ini hanya bias terjadi jika kombinasi antara kecepatan rana dan diafragmanya tepat. Yang dimaksud dengan film/photo kelebihan cahaya dalam istilah fotografi disebut "over" yaitu jika dalam bagian shadow density menerima cahaya berlebih (kehilangan detail). Sebaliknya, film dikatakan kekurangan cahaya atau "under" jika bagian shadow density tidak cukup menerima cahaya. Akibatnya detail gambar tidak dapat ditampilkan secara sempurna.

Ada beberapa jenis cahaya dalam pemotretan :
1. Main light, cahaya utama yg digunakan sebagai acuan metering misalnya dapat berupa matahari, soft box dan sebagainya.
2. Fill in light, cahaya pengisi yang digunakan untuk mengurangi kepekatan daerah2 gelap/shadow yang ditimbulkan oleh main light untuk memunculkan detail objeknya.
3. Hairlight, cahaya yang digunakan untuk menimbulkan dimensi rambut.
4. Background light, cahaya yang digunakan untuk memunculkan detail background dari objek.

Ada beberapa jenis arah datangnya cahaya dalam pemotretan :
1. Frontlight, pencahayaan dari depan, cahaya ini memberikan kesan yang rata, tanpa dimensi dan efek bayangan yang relatif kecil. Baik digunakan untuk pemotretan close up.

2. Side light, pencahayaan dari samping, sangat baik untuk memunculkan tekstur pada pemotretan lanskap dan menampilkan foto2 berkarakter seperti potret, juga memberi kesan kedalaman dan dimensi pada objek photo.

3. Backlight, pencahayaan yang datangnya dari belakang objek, pencahayaan jenis ini dapat memberikan semacam efek "halo" disekitar subjek, sehingga memberikan sentuhan moody dan kesan dramatic. Secara umum efek yang dihasilkan dapat menciptakna siluet. Berhati2lah dengan efek cahaya ini karena jika salah dapat menimbulkan flare.

4. Toplight, pencahayaan yang datangnya dari atas subjek yang dapat menampilkan detail benda, pencahayaan seperti ini sangat dihindari tetapi jika dimanfaatkan dengan tepat dapat menjadi photo yang unik.

Tips pencahayaan :
1. Pagi dan senja, dijam-jam pagi dan petang, saat matahari terbit dan tenggelam, cahayanya bisa sangat menawan.

2. Gunakan reflector, Untuk mendapatkan hasil yang lebih natural, gunakan reflector untuk memunculkan detil. Sebisa mungkin hindari penggunaan flash.

3. Simpelkan siluet, pastikan anda mendapatkan bentuk yang jelas dari subjek. Jangan sampai menimbulkan siluet yang lain.

4. Lembutkan flash, hindari sinar flash yang berlebihan. Kurangi kekuatan kilat lampu flash ketika anda memotret disiang hari.

5. Hindari flare, Lindungi bagian depan lensa dengan tangan anda saat memotret menghadap matahari.

6. Tonjolkan warna, Potretlah warna-warna yang kuat pada waktu cuaca agak mendung, tapi tak hujan.

7. Metering yang cermat, kamera anda bias terkecoh oleh kondisi pencahayaan yang tidak biasa. Lakukan spot metering untuk mengatasinya.

8. Tambah cahaya saat berkabut, untuk memotret suasana berkabut, naikkan eksposur hingga 1EV untuk memulihkan kecerahan

9. Lambatkan, Ketika memotret dalam kondisi pencahayaan minim, kombinasikan shutter speed yang lambat dengan sinar flash untuk mendapatkan hasil menarik.

10. Jangan cepat puas, hasil yang memuaskan membutuhkan cahaya yang memadai. Jangan buru-buru puas sebelum anda mendapatkannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar